Sabtu, 27 Juli 2013

Bait 07




Penjelasan Bab Bodhisattva Mahasthamaprapta Melafal Nama Buddha Dengan Sempurna Tanpa Rintangan


Bait sutra :


  
ruò
zhòng
shēng
xīn


niàn

xiàn
qián
dāng
lái

dìng
jiàn




Penjelasan :


Bila kita mengamati isi sutra dengan seksama, poin pentingnya adalah pikiran yang terfokus, bukan hanya dalam melafal Amituofo diperlukan pikiran terfokus, namun dalam kehidupan keseharian juga diperlukan pikiran terfokus, melafal Amituofo adalah cara untuk melatih pikiran terfokus. Selain nama Buddha kita tidak memiliki niat yang lain. Setiap lafalan saling berkesinambungan, tercapailah samadhi, di mana saja dan kapan saja, dalam kondisi suka maupun duka dapat mempertahankan pikiran terfokus. Setelah ketrampilan melafal Amituofo telah mahir maka memiliki kemampuan untuk menaklukkan noda pikiran, dengan pikiran terfokus ini juga dapat terlahir ke Alam Sukhavati pada tanah suci tingkatan pertama. Para sesepuh terdahulu memuji pintu Dharma ini adalah memuji poin ini, dengan sedikit kemahiran dapat melampaui Trailokya (Kamaloka, Rupaloka dan Arupaloka).  Saat kini atau kelak pasti mencapai KeBuddhaan.

  
Di dalam Avatamsaka Sutra tertera Sudhana mengunjungi senior Yu-xiang yang suka jalan-jalan ke pasar (shopping), di sana dia melatih samadhi. Namun bagi praktisi senior dan praktisi pemula tentunya berbeda, praktisi pemula harus berusaha menjauhkan diri dari keramaian. Masa kini jika dapat memperoleh keberhasilan dalam melatih diri maka prestasinya lebih tinggi daripada praktisi jaman dahulu, namun jika gagal maka kemundurannya juga begitu cepat.  


Mimpi bertemu Buddha adalah tanda baik, namun jika sesekali saja tidaklah masalah, jika keseringan maka dikhawatirkan itu adalah jebakan Mara. Praktisi aliran Sukhavati dilindungi oleh para Buddha dan Bodhisattva, Mara takkan berani datang mengganggu. Di dalam Shurangama Sutra dijelaskan secara terperinci bahwa praktisi Nian Fo di saat menjelang ajal, harus menanti penjemputan dari Buddha Amitabha, jika melihat Buddha atau Bodhisattva lain datang menjemput jangan ikut denganNya, hanya menanti Buddha Amitabha saja, segala kondisi baik yang muncul tidak perlu dipedulikan. Sesepuh pertama aliran Sukhavati Master Hui Yuan ketika menjelang ajal berkata bahwa sepanjang hidupnya telah tiga kali bertemu Buddha Amitabha dan Alam Sukhavati, kondisinya serupa dengan yang tertulis di dalam sutra.


Ada praktisi yang sepanjang hidupnya melafal Amituofo namun tidak berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, faktor penyebabnya ada 4 yakni :

1. Tidak menfokuskan diri.

Para guru sesepuh memahami ajaran semua aliran dengan baik, namun setelah mengenal Ajaran Sukhavati, mereka melepaskan yang lainnya, menfokuskan diri melatih Ajaran Sukhavati. Karya Master Lian Chi adalah “Catatan Ringkas Amitabha Sutra” dan karya Master Ou Yi adalah “Penjelasan Amitabha Sutra”. Master Yin Guang sendiri hanya mengandalkan satu sutra yakni Amitabha Sutra dan satu nama Buddha yakni Amituofo, yang lainnya sama sekali tidak ada.


2. Tidak memiliki keyakinan sepenuhnya

Walaupun melatih Ajaran Sukhavati dan melafal Amituofo, namun tidak yakin sepenuhnya akan terlahir ke Alam Sukhavati. Asalkan hanya ada sedikit saja keraguan, saat menjelang ajal jika memiliki berkah, tidak sakit dan pikiran masih sadar, maka hanya dapat terlahir di tanah pinggiran. Bagi yang kurang memiliki berkah, kesadarannya tidak jelas, ketika keraguannya timbul, maka tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati. Jika ingin menghapus rintangan ini, maka harus lebih memahami sutra dan kisah nyata para praktisi yang telah terlahir ke Alam Sukhavati.


3. Tidak memiliki tekad untuk terlahir ke Alam Sukhavati.

Tidak berniat terlahir ke Alam Sukhavati dan melafal Amituofo, menganggap cara ini untuk mengumpulkan berkah, kelak akan menjadi setan yang kaya, ada juga yang ingin ke surga untuk menikmati kesenangan, mengharapkan berkah di alam surga dan manusia.


4. Tidak mampu melepaskan kemelekatan.

Mendambakan kesenangan di alam manusia dan alam surga. Rupaloka dan Arupaloka juga mendambakan kenikmatan samadhi. Selama ada lobha pasti ada rintangan, tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati. 



Praktisi yang  melatih Ajaran Sukhavati, Mara tidak berani datang mengganggu. Faktor penyebab yang pertama adalah kekuatan pikiran, yakni seperti yang tertera dalam sutra ini “mengingat dan melafal nama Buddha”. Yang kedua adalah kekuatan jiwa KeBuddhaan, nama Buddha yang kita lafal adalah jiwa KeBuddhaan diri sendiri.  Kesucian, kesetaraan, maha maitri karuna adalah Buddha. Yang ketiga adalah pemberkatan dari tekad para Buddha. Dengan adanya kekuatan dari tekad para Buddha di sepuluh penjuru dan tiga masa, maka sebesar apapun kekuatan yang dimiliki Mara juga tidak berani datang mengganggu.



Tabiat telah dibina sejak banyak kalpa yang lampau, seperti selalu timbul niat jahat, mengalami mimpi buruk, semua ini adalah karma buruk masa lampau, harus serius bertobat, dengan setulusnya melafal Amituofo adalah pertobatan sejati. Melafal Amituofo juga dapat menyembuhkan pikiran  khayal. Kehidupan tidaklah kekal, segala kekayaan dan kemewahan di dunia ini adalah kerisauan, walaupun ada yang menawarkan padaku untuk menduduki tahta Raja Maha Brahma, saya juga tidak sudi. Penyakit juga merupakan salah satu faktor kemunduran, janganlah dipedulikan, lebih baik merenungkan kewibawaan rupa Buddha. Master Ci Yun dari Dinasti Qing berkata, karma manusia sungguh berat, ketika semua jenis sutra, mantra dan metode pertobatan tidak mampu mengeliminasinya, cara terakhir adalah dengan menggunakan sepatah nama Buddha untuk mengeliminasinya, cara yang paling efektif adalah melafal nama Buddha.  



Dikutip dari :

Penjelasan Bab Bodhisattva Mahasthamaprapta Melafal Nama Buddha Dengan Sempurna Tanpa Rintangan

Oleh : Master Chin Kung